Selasa, 07 April 2015

ORANG BERILMU MAMPU MENEMBUS RUANG DAN WAKTU


ORANG BERILMU MAMPU MENEMBUS RUANG DAN WAKTU

Oleh:
Novi Lestariningsih, S.Pd.
NIM 14712251060

Refleksi Pertemuan Ke-4
Pengembangan Learning Trajectory Pendidikan Dasar (Rabu, 11 Maret 2015)
Dosen Pengampu Prof. Dr. Marsigit, M. A.

Ruang dan waktu adalah tiga buah kata yang mungkin sulit dipahami bagi sebagian orang. Ruang dan waktu disini bukanlah sebuah kamar atau sebuah ruang tamu, dan waktu disini bukanlah jam weker atau jam tangan. Akan tetapi, makna menembus ruang dan waktu disini adalah sebuah perubahan atau perbaikan diri untuk menjadi lebih baik.
Perlu dimengerti bahwa upaya untuk menembus ruang dan waktu itu berdimensi. Jika ditanya: ”Siapa yang menembus ruang dan waktu”? berarti jawabannya adalah subjeknya. Kemudian jika ditanya, “Siapa? Maka jawabannya bisa dirimu, diriku, atau diri yang lain. Selanjutnya apabila ditanya, “Siapa dirimu?” Maka dalam hal ini kita mempunyai dimensi ruang dan waktu.
Tidak semua orang mampu menembus dimensi ruang dan waktu. Hanya orang-orang tertentulah yang mampu menembus dimensi ruang dan waktu. Orang yang berilmu mampu menembus dimensi ruang dan waktu. Karena, ilmu itu ibarat cahaya, dan cahaya itu  kecepatannya paling tinggi dibandingkan material yang lain.  Ilmu akan memberikan cahaya bagi pemiliknya. Ilmu juga akan memberi manfaat bagi dirinya sendiri, orang lain, maupun masyarakat disekitarnya. Orang yang mampu menembus dimensi ruang dan waktu, maka dialah yang disebut sebagai orang sukses.
Menurut Immanuel Kant, waktu ada 3 macam, yaitu waktu yang berurutan, waktu yang berkelanjutan, dan waktu yang berkesatuan artinya waktu tidak bisa dipisahkan. Dalam teorinya, terdapat dimensi 0,1,2,3, dan seterusnya. Namun, dalam kenyataannya bahwa tempat yang kita tempati saat ini juga disebut ruang. Ruang yang berada di bawah pengaruh pohon dapat disebut ruang sehingga orang mangatakan ruang terbuka, ruang tertutup, ruang kosong, ruang yang penuh, dan lain sebagainya. Kalau kita kembangkan dengan bahasa analog, maka ruang itu adalah pikiranmu. Ruang meliputi yang ada dan yang mungkin ada dan yang ada dan yang mungkin ada itu mempunyai ruangnya masing-masing. Ruang terdiri dari wadah dan isi sehingga segala hal atau objek yang ada dalam pikiran membutuhkan wadah dan isi. Tanpa wadah kita tidak bisa menemukan isi, sebaliknya, tanpa isi kita tidak akan menemukan wadah. Berhubungan dengan ruang dan waktu maka menembus ruang dan waktu meliputi wadah dan isi. Jadi, ruang dan waktu akan selalu berkaitan.
Untuk bisa mengetahui ruang, maka kita harus mengetahui waktu, begitu juga sebaliknya. Untuk mengetahui waktu maka kita harus menggunakan waktu. Kita dapat memahami ruang karena kita mempunyai intuisi. Penggunaan definisi hanya untuk membantu.
Orang yang berilmu adalah orang yang sesuai dengan ruang dan waktu, artinya bisa menempatkan diri kapan dan dimana ia bersikap. Misalnya seseorang yang ber-khutbah. Ia akan menempatkan kapan dan dimana ia ber-khutbah, artinya khutbah ada ruang spiritualnya. Kalau kita akan spiritual maka bentuk materialnya adalah menyucikan karena Tuhan itu suci. Maka sebelum sholat dibersihkan dulu dengan wudhu. Beramal, beribadah, sholat dimaksudkan sebagai alat untuk membersihkan diri karena ternyata perlu membersihkan dosa-dosa juga. Itulah yg dimaksud dengan ruang. Begitu pula dalam bidang politik, ada ruang politik, ruang DPR, ruang PNS, ruang pemerintahan, dan lain-lain. Jadi, yang ada dan yang mungkin ada sebenarnya adalah ruang. 
Kita harus mampu menempatkan diri dalam ruang dan waktu. Itulah pentingnya sopan dan santun terhadap ruang karena sopan dan santun terhadap sesuatu artinya kita peduli terhadap ruang dan waktu terhadap diri kita. Itulah sebabnya orang yang berilmu yaitu orang yang sopan dan santun terhadap ilmu. Jadi, orang yang berilmu dalam pendidikan Sekolah Dasar, yaitu orang yang sopan dan santun terhadap yang ada dan yang mungkin ada di dalam pendidikan sekolah dasar. Santun berarti mengerti, menghayati, mengamalkan, mengimplementasikan dan juga merefleksikan.
Secara material, binatang, tumbuhan, bahkan batu pun menembus ruang dan waktu. Batu mengalami hari senin, selasa, dan seterusnya. Tertidur pun mampu menembus ruang dan waktu. Maka menembus ruang dan waktu itu berdimensi dan meliputi yang ada dan yang  mungkin ada.  Selanjutnya, “Bagaimana metode batu menembus ruang dan waktu?” Bahwa metodenya berada di dalam pikiran subjeknya.

Tidak ada komentar: