Jumat, 20 Februari 2015

Tips Pendidikan Anak Usia Dini

Berfokus pada pendidikan anak Anda telah menjadi hal yang lebih penting sekarang daripada sebelumnya. Anda tidak hanya memastikan bahwa anak-anak Anda pergi ke sekolah terbaik tetapi juga memastikan bahwa pendidikan mereka menyediakan mereka dengan segala sesuatu yang mereka butuhkan untuk masa depan.
Banyak orang tua merasa sulit untuk memperhatikan pendidikan anak-anak mereka, terutama untuk orang tua yang bekerja. Tapi orang tua harus bersedia berkorban demi kemajuan pendidikan anaknya. Lihatlah beberapa tips berikut ini yang akan membantu Anda memastikan bahwa anak Anda menerima jenis pendidikan yang diajarkan dengan benar.
Pertama, Anda harus memahami kemampuan anak Anda. Anda perlu memahami kemampuan mereka sebelum Anda mulai mengajari mereka sesuatu yang baru. Setiap anak memiliki kebutuhan, kemampuan dan kekuatan yang berbeda. Sangat penting untuk memahami anak Anda sendiri dan tidak membandingkannya dengan anak-anak yang lain. Beberapa anak mungkin memiliki kecepatan belajar yang lebih lambat dibandingkan dengan orang lain dan sebagai orang tua, Anda akan perlu mengidentifikasi itu. Luangkan waktu bersama anak Anda untuk memahami dirinya dan keterampilannya serta menilai seberapa tajam dia dalam memilah hal-hal baru. Anda harus memahami mereka jika Anda benar-benar ingin mereka belajar bisa belajar dengan baik.
Pastikan bahwa lingkungan tempat anak Anda belajar adalah lingkungan belajar yang baik. Lingkungan sangat mempengaruhi kemampuan seorang anak untuk belajar. Anak membutuhkan lingkungan yang memungkinkan dia untuk berkonsentrasi. Bermain dan belajar harus seiring sejalan, sehingga harus ada beberapa kegiatan bermain bersama dan beberapa kegiatan pendidikan.
Pastikan bahwa anak Anda aman. Jangan memarahi mereka jika mereka membuat kesalahan, karena kesalahan adalah langkah pertama untuk memperbaiki kesalahan. Biarkan anak-anak belajar dari kesalahan mereka. Ini membantu mereka belajar progresif dan memperkuat landasan pendidikan mereka. Cobalah untuk menjaga kepentingan mereka dengan membuat proses belajar menyenangkan.
Membantu anak berprestasi dengan meningkatkan kemampuan mereka. Membuat mereka belajar untuk mengharapkan lebih dari apa yang mereka bisa. Dorong mereka untuk menjadi lebih baik tetapi jangan sampai terlalu memaksa mereka. Pikirkan kemampuan anak untuk menjadi lebih baik dan kemudian menetapkan batas yang realistis bagi mereka untuk mencapainya.
Jika Anda benar-benar ingin anak Anda belajar, Anda perlu bersabar. Pikiran anak-anak masih berkembang dan Anda harus memberi mereka waktu. Anda harus konsisten dalam usaha Anda dan harus mengajar mereka bukan untuk kepentingan itu, tapi untuk memastikan bahwa mereka belajar sesuatu. Membangun ikatan positif dengan anak Anda sehingga dia merasa nyaman belajar dengan Anda. Jika Anda terlalu sibuk atau bersikap kasar kepadanya, anak Anda mungkin akan takut kepada Anda. Ini akan menghambat proses belajar dan anak mungkin akan kehilangan minat dalam pendidikannya.
Sebagai orang tua, Anda harus aktif dalam membimbing anak dan memastikan mereka mendapatkan lembaga pendidikan yang tepat. Temukan sekolah terbaik untuk mereka, tapi Anda tetap harus membimbing mereka sepulang dari sekolah dan membantu mereka serta mengajarkan mereka hal-hal baru untuk mereka pahami.

Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak

 Dalam sebuah keluarga, tentunya yang sangat berperan adalah ayah dan ibu (orang tua) 
dalam mendidik anak. Apa saja yang harus dilakukan oleh ayah dan ibu sebagai sebuah 
keluarga yang ideal dalam mendidik dan mengembangkan potensi/kemampuan anak-anak : 
1. Memahami makna mendidik.
Sebagai orang tua harus memahami benar apa makna dari mendidik sehingga tidak berpendapat 
bahwa mendidik adalah melarang, menasehat atau memerintah si anak. Tetapi harus dipahami 
bahwa mendidik adalah proses memberi pengertian atau pemaknaan kepada si anak agar 
si anak dapat memahamilingkungan sekitarnya dan dapat mengembangkan dirinya secara bertanggung
jawab. Proses memberi pengertian atau pemaknaan inidapat melalui komunikasi maupun 
teladan/tindakan, contoh : jika ingin anak disiplin maka orang tua dapatmemberi teladan kepada 
si anak akan hal-hal yang baik dan beretika atau orangtua menciptakan komunikasi dengan si anak 
yang dialogis dengan penuhketerbukaan, kejujuran dan ketulusan. Apabila kita mengedepankan 
sikap memerintah, menasehat atau melarang maka langsung ataupun tidak akan berdampak pada 
sikap anak yang bergaya otoriter dan mau menang sendiri.
Kiranya orang tua dapat mengambil pesan moral dari sajak yang ditulis oleh Dorothy Law Nolte 
dengan judul “Anak Belajar dari Kehidupannya”: Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia akan belajar 
memaki / Jika anakdibesarkan dengan cemoohan, ia akan belajar rendah diri / Jika anak dibesarkan 
dengan toleransi, ia akan belajar menahan diri / Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia akan belajar 
menghargai / Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia akan belajar keadilan / Jika 
anak dibesarkan dengan rasa aman, ia akan belajar menaruh kepercayaan / Jika anak dibesarkan 
dengan dukungan, ia akan belajar menghargai dirinya / Jika anak dibesar kan dengan 
kasih sayang dan persahabatan, maka ia akan belajar menemukan cinta dalam kehidupan. 

2. Hindari mengancam, membujuk atau menjanjikan hadiahDalam mendidik anak jangan memakai 
cara membujuk dengan menjanjikan hadiah karena hal ini akan melahirkan ketergantungan anak 
terhadapsesuatu hal baru dia melakuka sesuatu. Hal ini akan mematikan motivasi,kreatifitas, insiatif 
dan pengertian serta kemandirian mereka terhadap hal-hal yang harus dia kerjakan. 
Contoh : menjanjikan hadiah kalau nilai sekolahnya baik, atau mengancam tidak memberi hadiah bila 
nilainya rendah. 
3. Hindari sikap otoriter, acuh tak acuh, memanjakan dan selalu khawatir Seorang anak akan dapat
 mandiri apabila dia punya ruang dan waktu baginya untuk berkreasi sesuai dengan kemampuan dan 
rasa percaya diri yang dimilikinya. Ini harus menjadi perhatian bersama karena hal tersebut dapat 
muncul dari sikap orang tuanya sendiri yang sadar atau tidak sadar ditampakkan pada saat interaksi 
terjadi antara ayah dan ibu dengan anak. Sehingga anak-anak akan termotivasi untuk
mengaktualisasika potensi yang ada pada dirinya tanpa adanya tekanan atau ketakutan. 

4. Memahami bahasa non verbal Memarahi anak yang melakukan kesalahan adalah sesuatu yang 
 tidak efektif melainkan kita harus mendalami apa penyebab si anak melakukan kesalahan dan 
memahami perasaan si anak. Oleh karena itu perlu dikembangkan bahasa non verbal sebagai suatu 
 upaya efektif untuk memahami masalah dan perasaan si anak. Bahasa non verbal adalah 
dengan memberi sentuhan, pelukan, menatap, memberi senyuman manis atau meletakkan tangan 
di bahu untukmenenangkan si anak, sehingga si anak merasa nyaman untuk mengungkapkan
apa yang dipikirkan atau perasaannya. 

5. Membantu anak memecahkan persoalan secara bersama. Pada kondisi tertentu dibutuhkan 
keterlibatan kita sebagai orang tua untukmemecahkan masalah yang dihadapi si anak. Dalam hal 
membantu anak memecahkan persoalan anak, kita harus melakukannya dengan tetap menjunjung 
tinggi kemandiriannya.

6. Menjaga keharmonisan dalam keluarga. Ayah dan Ibu sering bertengkar dan berselisih bahkan 
melakukan kekerasan di depan anak-anak, sehingga anak-anak mencontoh dengan bertindak 
tidak menghargai teman sebayanya atau melakukan kekerasan pula pada temannya.