PERMAINAN DAKON SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGAJARKAN KONSEP PERKALIAN
DAN PEMBAGIAN
Oleh:
Novi Lestariningsih, S.Pd.
NIP 14712251060
Dengan mengambil sisi baik dari PBM tersebut,
usaha saya untuk mengembangkan PBM
sejenis sesuai dengan konteks budaya lokal saya. Berdasarkan Video yang saya
lihat pada kegiatan perkuliahan Learning Trajectory pada hari rabu, tanggal 25 Maret 2015 yang
mengajarkan tentang konsep perkalian, maka konsep perkalian itu bisa diajarkan
kepada siswa melalui pendekatan kearifan lokal yaitu permainan dakon. Dakon adalah sebuah
permainan tradisional yang berasal dari Jawa, meskipun didaerah lain pun juga
ada permainan ini. Ironisnya, seiring kemajuan teknologi, permainan ini mulai
ditinggalkan oleh generasi kita. Selain efektif untuk mengajarkan konsep
perkalian dan pembagian, tujuan saya menggunakan permainan dakon adalah untuk
melestarikan permainan tradisional yang hampir punah.
Permainan Dakon ini dapat dimainkan oleh 2
orang atau maksimal 4 orang, baik oleh perempuan maupun laki – laki. Alat
permainan Dakon atau Congklak selain murah, ringkas, dan mudah dalam
penggunaannya, juga mengandung berbagai pelajaran karakter antara lain : 1)
Belajar menghitung, 2) Kerjasama, 3) Ketelitian, 4) Kejujuran dan sebagainya. Selain itu, permainan dakon juga melatih
seorang anak untuk memanajemen waktu, mengelola keuangan karena dalam permainan
dakon ada kegiatan dimana seorang anak harus pandai membagi kerikil dan
mengatur strategi sehingga dia bisa menang.
Alat permaian Dakon terbuat dari kayu atau
bahan plastik dengan panjang kurang lebih 50 – 100 cm dan lebar 40 – 60 cm,
dengan diberikan sepuluh lubang kecil 5 diatas dan 5 dibawah dengan diameter 10
10 cm , serta 2 lubang besar disamping kanan dan kiri dengan diameter lebih
besar yaitu kurang lebih 15 cm. Namun,
ada juga lubang dakon yang terdiri dari 7 lubang kecil diatas dan 7 lubang
dibawah, serta 2 lubang besar. Namun pada permainan dakon untuk mengajarkan
konsep perkalian ini, saya mencoba memilih untuk menggunakan 5 lubang kecil. Kemudian
disiapkan batu kecil sebanyak 100 buah. Yang dibagikan 50 : 50 kepada masing – masing pemain. Alat
permainan ini apabila kesulitan membuat dapat diganti dengan memainkannya di
lantai ubin atau membeli di toko permainan.
Dakon sangat efektif untuk menjelaskan konsep
perkalian dan pembagian. Karena dalam
permainan dakon ada proses menghitung hasil dilumbungnya masing-masing dan
proses membagi kerikil kedalam masing-masing lubang sebelum permainan dakon
dimulai. Konsep pemahaman perkalian (x) dan pembagian ( : ) dasar mulai
diajarkan di kelas dua Sekolah Dasar, untuk mempersingkat dan mempercepat
pembelajaran tanpa susah payah, biasanya guru memberikan tabel perkalian dan
pembagian pada siswa, kemudian siswa diminta untuk menghafalkan perkalian mulai
perkalian 1 hingga perkalian 10, begitu juga dengan pembagian, guru hanya
memberitahukan bahwa pembagian adalah kebalikan dari perkalian atau sebaliknya.
Akan tetapi, metode seperti ini kurang efektif menurut saya, karena siswa hanya
mengahafal saja sehingga bagi siswa yang kemampuan hafalannya kurang maka siswa
akan kesulitan dalam memahami konsep perkalian dan pembagian. Dan hal ini
terjadi pada sebagian besar siswa.
Konsep Perkalian ( x ) adalah penjumlahan
berulang – ulang, artinya suatu bilangan bila dijumlahkan dengan bilangan itu
sendiri secara berulang – ulang maka akan menghasilkan operasi hitung baru yang
berupa perkalian, contoh: 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 10, artinya angka 2 dijumlahkan
dengan bilangan itu sendiri sebanyak lima kali maka hasilnya 10, maka bilangan
perkaliannya adalah : 5×2 = 10, sehingga : 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 5×2, hasilnya
10.
Konsep pembagian adalah kebalikan dari
perkalian, tetapi pada penyampaian kepada siswa tidak bisa disampaikan langsung
bahwa pembagian adalah kebalikan perkalian, tetapi harus memahami dulu
bagaimana pembagian itu bisa terjadi. Pembagian adalah pengurangan suatu
bilangan dengan bilangan lain secara berulang – ulang hingga habis. Contoh : 10
– 2 – 2 – 2 – 2 – 2 = 0, artinya bilangan 10 dikurangi 2 sebanyak 5 kali, maka
bilangan matematikanya adalah 10 : 2 = 5 ( sepuluh dibagi dua sama dengan lima
). Jika kita balik dengan perkalian 5×2 = 10 (lima kali dua sama dengan
sepuluh). Nah, disinilah maka konsep perkalian dan pembagian dapat sedikit dmengerti
oleh siswa.
Cara
mengajarkan konsep perkalian dan pembagian menggunakan permainan dakon
1. Siswa secara
berpasangan melakukan kegiatan permainan dakon. Dakon tidak harus membeli, tapi
guru bisa membuat sendiri atau permainan dakon bisa dilakukan di atas ubin,
dengan membuat kotak-kotak sendiri.
2. Lubang yang
digunakan permainan ini adalah 5 lubang kecil yang saling berhadapan dan 1
lubang besar kanan kiri.
3. Guru menyampaikan
aturan permainan dakon.
4. Guru
membagikan kerikil kepada masing-masing pasangan yang berjumlah 100.
Masing-masing pasangan diminta untuk membagi kerikil tersebut sama banyak.
5. Untuk konsep
pertama, siswa diminta memasukkan satu kerikil pada masing-masing lubang.
Kemudian, siswa diminta menjumlah kerikil yang telah dimasukkan kedalam lubang
dakon. Konsep perkalian ( 5 x 1 ) = 5
6. Untuk
mengajarkan konsep perkalian 5 x 2, 5 x 3, 5 x 4, 5 x 5 bisa diajarkan seperti
cara diatas.
7. Untuk
mengajarkan konsep 10 x 1, 10 x 2, 10 x 3, 10 x 4, 10 x 5, 10 x 6, 10 x 7, 10 x
8, 10 x 9 dan 10 x 10 bisa dilakukan dengan menggunakan 10 lubang dakon. Agar
siswa bisa melakukan sendiri-sendiri maka kegiatan ini bisa dilakukan secara
bergantian.
8. Untuk
mengajarkan konsep pembagian, maka caranya adalah dibalik. Misalnya mengajarkan
konsep pembagian 20 : 4 . Siswa diminta mengambil kerikil sejumlah 20, kemudian
siswa membagi kerikil tadi ke 4 lubang sama banyak. Maka jumlah dari masing-masing lubang adalah
adalah hasil dari 20 : 4 = 5.
9. Untuk
selanjutnya, biarkan anak berkreasi dan bereksplorasi sendiri untuk bermain
dakon dengan teman pasangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar