ORANG
BERILMU MAMPU MENEMBUS RUANG DAN WAKTU
Oleh:
Novi
Lestariningsih, S.Pd.
NIM
14712251060
Refleksi Pertemuan Ke-4
Pengembangan Learning Trajectory
Pendidikan Dasar (Rabu, 11 Maret 2015)
Dosen Pengampu Prof. Dr. Marsigit, M. A.
Ruang dan waktu adalah tiga buah kata yang
mungkin sulit dipahami bagi sebagian orang. Ruang dan waktu disini bukanlah
sebuah kamar atau sebuah ruang tamu, dan waktu disini bukanlah jam weker atau
jam tangan. Akan tetapi, makna menembus ruang dan waktu disini adalah sebuah
perubahan atau perbaikan diri untuk menjadi lebih baik.
Perlu dimengerti bahwa upaya untuk menembus
ruang dan waktu itu berdimensi. Jika ditanya: ”Siapa yang menembus ruang dan
waktu”? berarti jawabannya adalah subjeknya. Kemudian jika ditanya, “Siapa?
Maka jawabannya bisa dirimu, diriku, atau diri yang lain. Selanjutnya apabila
ditanya, “Siapa dirimu?” Maka dalam hal ini kita mempunyai dimensi ruang dan
waktu.
Tidak semua orang mampu menembus dimensi
ruang dan waktu. Hanya orang-orang tertentulah yang mampu menembus dimensi
ruang dan waktu. Orang yang berilmu mampu menembus dimensi ruang dan waktu.
Karena, ilmu itu ibarat cahaya, dan cahaya itu
kecepatannya paling tinggi dibandingkan material yang lain. Ilmu akan memberikan cahaya bagi pemiliknya.
Ilmu juga akan memberi manfaat bagi dirinya sendiri, orang lain, maupun
masyarakat disekitarnya. Orang yang mampu menembus dimensi ruang dan waktu,
maka dialah yang disebut sebagai orang sukses.
Menurut Immanuel Kant, waktu ada 3 macam,
yaitu waktu yang berurutan, waktu yang berkelanjutan, dan waktu yang
berkesatuan artinya waktu tidak bisa dipisahkan. Dalam teorinya, terdapat
dimensi 0,1,2,3, dan seterusnya. Namun, dalam kenyataannya bahwa tempat yang
kita tempati saat ini juga disebut ruang. Ruang yang berada di bawah pengaruh
pohon dapat disebut ruang sehingga orang mangatakan ruang terbuka, ruang
tertutup, ruang kosong, ruang yang penuh, dan lain sebagainya. Kalau kita
kembangkan dengan bahasa analog, maka ruang itu adalah pikiranmu. Ruang meliputi
yang ada dan yang mungkin ada dan yang ada dan yang mungkin ada itu mempunyai
ruangnya masing-masing. Ruang terdiri dari wadah dan isi sehingga segala hal
atau objek yang ada dalam pikiran membutuhkan wadah dan isi. Tanpa wadah kita
tidak bisa menemukan isi, sebaliknya, tanpa isi kita tidak akan menemukan
wadah. Berhubungan dengan ruang dan waktu maka menembus ruang dan waktu
meliputi wadah dan isi. Jadi, ruang dan waktu akan selalu berkaitan.
Untuk bisa mengetahui ruang, maka kita harus
mengetahui waktu, begitu juga sebaliknya. Untuk mengetahui waktu maka kita
harus menggunakan waktu. Kita dapat memahami ruang karena kita mempunyai
intuisi. Penggunaan definisi hanya untuk membantu.
Orang yang berilmu adalah orang yang sesuai
dengan ruang dan waktu, artinya bisa menempatkan diri kapan dan dimana ia
bersikap. Misalnya seseorang yang ber-khutbah. Ia akan menempatkan kapan dan
dimana ia ber-khutbah, artinya khutbah ada ruang spiritualnya. Kalau kita akan
spiritual maka bentuk materialnya adalah menyucikan karena Tuhan itu suci. Maka
sebelum sholat dibersihkan dulu dengan wudhu. Beramal, beribadah, sholat
dimaksudkan sebagai alat untuk membersihkan diri karena ternyata perlu
membersihkan dosa-dosa juga. Itulah yg dimaksud dengan ruang. Begitu pula dalam
bidang politik, ada ruang politik, ruang DPR, ruang PNS, ruang pemerintahan,
dan lain-lain. Jadi, yang ada dan yang mungkin ada sebenarnya adalah
ruang.
Kita harus mampu menempatkan diri dalam ruang
dan waktu. Itulah pentingnya sopan dan santun terhadap ruang karena sopan dan
santun terhadap sesuatu artinya kita peduli terhadap ruang dan waktu terhadap
diri kita. Itulah sebabnya orang yang berilmu yaitu orang yang sopan dan santun
terhadap ilmu. Jadi, orang yang berilmu dalam pendidikan Sekolah Dasar, yaitu
orang yang sopan dan santun terhadap yang ada dan yang mungkin ada di dalam
pendidikan sekolah dasar. Santun berarti mengerti, menghayati, mengamalkan,
mengimplementasikan dan juga merefleksikan.
Secara material, binatang, tumbuhan, bahkan
batu pun menembus ruang dan waktu. Batu mengalami hari senin, selasa, dan
seterusnya. Tertidur pun mampu menembus ruang dan waktu. Maka menembus ruang
dan waktu itu berdimensi dan meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Selanjutnya, “Bagaimana metode batu menembus
ruang dan waktu?” Bahwa metodenya berada di dalam pikiran subjeknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar