Dalam sebuah keluarga, tentunya yang sangat berperan adalah ayah dan ibu (orang tua)
dalam mendidik anak. Apa saja yang harus dilakukan oleh ayah dan ibu sebagai sebuah
keluarga yang ideal dalam mendidik dan mengembangkan potensi/kemampuan anak-anak :
dalam mendidik anak. Apa saja yang harus dilakukan oleh ayah dan ibu sebagai sebuah
keluarga yang ideal dalam mendidik dan mengembangkan potensi/kemampuan anak-anak :
1. Memahami makna mendidik.
Sebagai orang tua harus memahami benar apa makna dari mendidik sehingga tidak berpendapat
bahwa mendidik adalah melarang, menasehat atau memerintah si anak. Tetapi harus dipahami
bahwa mendidik adalah proses memberi pengertian atau pemaknaan kepada si anak agar
si anak dapat memahamilingkungan sekitarnya dan dapat mengembangkan dirinya secara bertanggung
jawab. Proses memberi pengertian atau pemaknaan inidapat melalui komunikasi maupun
teladan/tindakan, contoh : jika ingin anak disiplin maka orang tua dapatmemberi teladan kepada
si anak akan hal-hal yang baik dan beretika atau orangtua menciptakan komunikasi dengan si anak
yang dialogis dengan penuhketerbukaan, kejujuran dan ketulusan. Apabila kita mengedepankan
sikap memerintah, menasehat atau melarang maka langsung ataupun tidak akan berdampak pada
sikap anak yang bergaya otoriter dan mau menang sendiri.
bahwa mendidik adalah melarang, menasehat atau memerintah si anak. Tetapi harus dipahami
bahwa mendidik adalah proses memberi pengertian atau pemaknaan kepada si anak agar
si anak dapat memahamilingkungan sekitarnya dan dapat mengembangkan dirinya secara bertanggung
jawab. Proses memberi pengertian atau pemaknaan inidapat melalui komunikasi maupun
teladan/tindakan, contoh : jika ingin anak disiplin maka orang tua dapatmemberi teladan kepada
si anak akan hal-hal yang baik dan beretika atau orangtua menciptakan komunikasi dengan si anak
yang dialogis dengan penuhketerbukaan, kejujuran dan ketulusan. Apabila kita mengedepankan
sikap memerintah, menasehat atau melarang maka langsung ataupun tidak akan berdampak pada
sikap anak yang bergaya otoriter dan mau menang sendiri.
Kiranya orang tua dapat mengambil pesan moral dari sajak yang ditulis oleh Dorothy Law Nolte
dengan judul “Anak Belajar dari Kehidupannya”: Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia akan belajar
memaki / Jika anakdibesarkan dengan cemoohan, ia akan belajar rendah diri / Jika anak dibesarkan
dengan toleransi, ia akan belajar menahan diri / Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia akan belajar
menghargai / Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia akan belajar keadilan / Jika
anak dibesarkan dengan rasa aman, ia akan belajar menaruh kepercayaan / Jika anak dibesarkan
dengan dukungan, ia akan belajar menghargai dirinya / Jika anak dibesar kan dengan
dengan judul “Anak Belajar dari Kehidupannya”: Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia akan belajar
memaki / Jika anakdibesarkan dengan cemoohan, ia akan belajar rendah diri / Jika anak dibesarkan
dengan toleransi, ia akan belajar menahan diri / Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia akan belajar
menghargai / Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia akan belajar keadilan / Jika
anak dibesarkan dengan rasa aman, ia akan belajar menaruh kepercayaan / Jika anak dibesarkan
dengan dukungan, ia akan belajar menghargai dirinya / Jika anak dibesar kan dengan
kasih sayang dan persahabatan, maka ia akan belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
2. Hindari mengancam, membujuk atau menjanjikan hadiahDalam mendidik anak jangan memakai
2. Hindari mengancam, membujuk atau menjanjikan hadiahDalam mendidik anak jangan memakai
cara membujuk dengan menjanjikan hadiah karena hal ini akan melahirkan ketergantungan anak
terhadapsesuatu hal baru dia melakuka sesuatu. Hal ini akan mematikan motivasi,kreatifitas, insiatif
dan pengertian serta kemandirian mereka terhadap hal-hal yang harus dia kerjakan.
Contoh : menjanjikan hadiah kalau nilai sekolahnya baik, atau mengancam tidak memberi hadiah bila
nilainya rendah.
terhadapsesuatu hal baru dia melakuka sesuatu. Hal ini akan mematikan motivasi,kreatifitas, insiatif
dan pengertian serta kemandirian mereka terhadap hal-hal yang harus dia kerjakan.
Contoh : menjanjikan hadiah kalau nilai sekolahnya baik, atau mengancam tidak memberi hadiah bila
nilainya rendah.
3. Hindari sikap otoriter, acuh tak acuh, memanjakan dan selalu khawatir Seorang anak akan dapat
mandiri apabila dia punya ruang dan waktu baginya untuk berkreasi sesuai dengan kemampuan dan
rasa percaya diri yang dimilikinya. Ini harus menjadi perhatian bersama karena hal tersebut dapat
muncul dari sikap orang tuanya sendiri yang sadar atau tidak sadar ditampakkan pada saat interaksi
terjadi antara ayah dan ibu dengan anak. Sehingga anak-anak akan termotivasi untuk
mengaktualisasika potensi yang ada pada dirinya tanpa adanya tekanan atau ketakutan.
mandiri apabila dia punya ruang dan waktu baginya untuk berkreasi sesuai dengan kemampuan dan
rasa percaya diri yang dimilikinya. Ini harus menjadi perhatian bersama karena hal tersebut dapat
muncul dari sikap orang tuanya sendiri yang sadar atau tidak sadar ditampakkan pada saat interaksi
terjadi antara ayah dan ibu dengan anak. Sehingga anak-anak akan termotivasi untuk
mengaktualisasika potensi yang ada pada dirinya tanpa adanya tekanan atau ketakutan.
4. Memahami bahasa non verbal Memarahi anak yang melakukan kesalahan adalah sesuatu yang
tidak efektif melainkan kita harus mendalami apa penyebab si anak melakukan kesalahan dan
memahami perasaan si anak. Oleh karena itu perlu dikembangkan bahasa non verbal sebagai suatu
upaya efektif untuk memahami masalah dan perasaan si anak. Bahasa non verbal adalah
dengan memberi sentuhan, pelukan, menatap, memberi senyuman manis atau meletakkan tangan
di bahu untukmenenangkan si anak, sehingga si anak merasa nyaman untuk mengungkapkan
apa yang dipikirkan atau perasaannya.
5. Membantu anak memecahkan persoalan secara bersama. Pada kondisi tertentu dibutuhkan
keterlibatan kita sebagai orang tua untukmemecahkan masalah yang dihadapi si anak. Dalam hal
membantu anak memecahkan persoalan anak, kita harus melakukannya dengan tetap menjunjung
tinggi kemandiriannya.
6. Menjaga keharmonisan dalam keluarga. Ayah dan Ibu sering bertengkar dan berselisih bahkan
melakukan kekerasan di depan anak-anak, sehingga anak-anak mencontoh dengan bertindak
tidak menghargai teman sebayanya atau melakukan kekerasan pula pada temannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar